PERTEMUAN US A AE%:
-
Usai menyaksikan Majlis Menandatangani Perjanjian Damai Thailand–Kemboja,
saya bersama Presiden Amerika Syarikat, Donald J. Trump, mengetuai ...
23 minutes ago
Blog luahan hati anak-anak Melayu.Sedangkan Si Belang boleh bermesra..
Terdapat sebuah tempat di Distrik Rajasthan (India, wilayah yang berbatasan dengan Pakistan), 10 mil sebelah barat ibukota Jodhpur, yang permukaan tanahnya mengandung radioaktif seluas 3 mil persegi. Pancaran radioaktif itu demikian kuat sehingga area tersebut dinyatakan berbahaya.
Pada awalnya, di area tersebut tengah dibangun perumahan ketika kemudian berbagai kasus kecelakaan muncul, meliputi kelahiran bayi cacat sampai yang terkena kangker pada orang-orang yang bekerja atau berada di sana. Para ahli (terdiri dari lima orang, dipimpin oleh Lee Hundlay sebagai foreman projek) lalu diturunkan ke area tersebut untuk melakukan penelitian hingga menemukan bahwa ternyata terdapat pancaran radioktif yang sangat tinggi. Lebih lanjut, para ahli juga menemukan situs kota kuno di lokasi tersebut dan bukti-bukti telah terjadi ledakan atom yang terjadi antara 8.000 - 12.000 tahun yang lalu, menghancurkan gedung-gedung dan menewaskan kira-kira setengah juta penduduknya.
Salah seorang ahli membandingkan ledakan atom di sana dengan peristiwa yang serupa di Jepang (Hiroshima dan Nagasaki) pada akhir perang dunia ke-2. Kisari Mohan Ganguli, seorang ahli sejarah India mengungkapkan bahwa sebenarnya detil kejadian dan akibat ledakan (pada makhluk hidup dan bangunan) sewaktu peledakan bom atom di Jepang itu mirip dengan yang digambarkan pada salah satu cerita kuno India, yaitu pada bab Drona Pavra dari Kitab Mahabharata. Seolah-olah masyarakat India kuno dahulu sudah tak asing dengan perihal bom atom atau nuklir.
Francis Taylor, seorang arkeolog dari tim peneliti mengemukakan bahwa terdapat beberapa coretan-coretan tulisan pada beberapa reruntuhan bangunan kuno (kuil) di sana yang setelah dicoba untuk diterjemahkan, seperti berisi doa dari penduduknya agar selamat dari suatu cahaya sangat besar yang datang melingkupi kotanya.
Adanya radiasi pada bekas kota kuno di India ini menambah bukti tentang pernah terjadinya bencana ledakan atom ribuan tahun yang lalu, sebelum generasi manusia sekarang berhasil menemukan atom.
Proses pembangunan perumahannya kemudian dihentikan seusai para ahli yang tergabung dalam tim peneliti menyampaikan hasil penelitiannya, dan pemerintah India sendiri kini telah menutup area tersebut.
Copy&Paste by: Panglima
Di Kosta Rika, ditemukan banyak sekali bola-bola batu aneh dari bahan granit dalam berbagai ukuran. Dari yang sebesar buah jeruk hingga yang berukuran raksasa, berdiameter lebih dari 2,15 meter. Benda-benda ini hingga kini belum banyak diketahui asal-usulnya, kecuali bahwa keberadaannya sudah ada sejak pendaratan pertama kali Christopher Columbus (1502) di Kosta Rika. Setiap benda dibuat dengan sangat halus membentuk bola sempurna dan terdapat guratan-guratan yang membentuk suatu pola (petroglyph) aneh pada lapisan luarnya. Petroglyph itu ternyata ada yang mirip dengan rangkaian gugusan bintang, sehingga diduga ada kaitannya dengan keperluan astronomi pada masanya. Bola-bola misterius ini kini sebagian besar disimpan di Costa Rican National Museum, San José.
Di Wonderstone Silver Mine, yang terletak di dekat kota Ottosdal, Afrika Selatan, juga telah ditemukan ratusan benda aneh berbentuk bola metalik (campuran besi dan nikel), masing-masing berdiameter 1 - 4 inci. Keseluruhannya terdapat dua tipe, yaitu tipe bulat padat kebiruan dan lainnya adalah tipe yang memiliki lubang berisi sejenis spons berwarna putih. Usia lapisan batuan pertambangan dimana ditemukan benda-benda ini adalah sekitar 3.000.000.000 tahun.
Pada 1881, seorang ahli geologi bernama H. Stopes menemukan sebuah benda aneh berbentuk bola yang pada salah satu sisinya terukir gambar seperti wajah manusia. Benda ini terpendam dalam lapisan tanah dari era Pliocene (1.600.000 s.d 5.300.000 tahun yang lalu) di Inggris.
Pada 17 Juni 1921, Tom Zwigelaar menemukan sebuah tengkorak manusia purba yang kemudian dikenal sebagai Broken Hill Skull di Kawbe, Zambia (Rhodesia Utara). Para ahli mengidentifikasikan bahwa tengkorak ini berusia antara 125.000 - 300.000 tahun. Diduga berkait dengan jenis Homo Heidelbergensis, nenek moyang Neanderthal di Eropa. Arthur Smith Woodward (1864-1944) yang kemudian menerima temuan ini untuk diteliti menggolongkannya ke dalam jenis baru yaitu Homo Rhodesiensis. Namun yang kemudian mengherankan para ahli adalah perihal lubang kecil berdiameter 8 mm yang menembus kedua sisi tengkorak tersebut, karena hanya mungkin terjadi oleh sebuah tembakan peluru dengan kecepatan sangat tinggi dan terjadi ketika manusia purba ini masih hidup. Kesimpulan ini diperkuat oleh hasil penelitian otoritas forensik Jerman. Ini berarti sudah ada alat tembak berteknologi tinggi pada masa Palaelolithik Afrika tersebut. Tengkorak manusia purba berlubang tembak ini kini disimpan di British Museum, London.
Benua Afrika termasuk area yang banyak ditemukan sisa peninggalan manusia purba dalam bentuk kerangka. Pada 11 Juli 2001, Michel Brunet dari University of Poitiers, Prancis melaporkan penemuan tengkorak hominid, manusia purba tertua yang pernah ditemukan, berusia antara 6.000.000 - 7.000.000 tahun dari Chad dan digolongkan ke dalam jenis baru, Sahelanthropus Tchadensis (Toumaë). Daniel Lieberman, profesor antropologi dari Harvard University setuju bahwa temuan tengkorak ini termasuk hominid dengan bentuk muka (kecuali bagian tempurung otak) menyerupai genus Homo.
Copy&Paste by: Panglima